HIKAYAT BATANG KAYU TERAKHIR
Adalah sahibul hikayat, zamrud sorga, pohon subur, hutan lebat rimba raya. Berkali-kali bajak laut merompak, menjajah, bertahun-tahun, berabad-abad, tapi hutan tetap subur, rimba raya tetap lebat tidak habis-habisnya.
Setelah merdeka dari bajak laut dari barat, negeri subur gema ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, tapi kini datanglah bajak laut cina selatan, membawa seorang tukang kayu. Dan sekarang…negeri itu sudah gundul kerontang, habislah semua hutan dan kayu. Bajir dan kemarau silih berganti.
Di depan kayu terakhir, kayu tua dan terbesar, raja dari sekalian kayu,
Tukang kayu berkata dengan jumawa; “sesakti dan sehebat apa pun, riwayat pohon kayu apa pun di dunia ini, untuk kamu ketahui, berakhir di tangan tukang kayu”.
Pohon kayu tua itu diam bersama angin yang sudah lama tidak berhembus.
Sebelum senja datang tukang kayu itu menghabisinya. Dari kayu itu dia membuat mubel, kursi, meja, rumah, dan istana. Bagian pangkal kayu yang besar dijadikan mubel kursi istana terbesar.
Kini pohon kayu terakhir tinggal legenda di hutan-hutan beton besi dan tembok yang mecakar langit.
Surau Sastra Hamka, 17082024.-
PADA KOPI SEJARAH YANG HILANG AROMA
Angin berhembus dari gorong-gorong kota, lampu templok lesehan bertahan untuk tidak mati, dalam badai tengik yang senyap, kopi sudah lama dingin di cangkir kenangan, adalah kepedihan yang lengang, kini tinggal senyap kemerdekaan yang hilang, gadis manis yang sekarat dalam sisa nafas kematian, pada cawan-cawan darah londo ireng dan perompak bajak laut cina selatan, senandung rentak ritual purnama di malam mistik yang berkuasa, hilang hero dalam legenda, pada cerita, para pembangun bangsa, kopi sejarah sudah lama tak beraroma, hanyalah cerita kelengangan sendiri-sendiri, kemerdekaan yang tak bersisa di hari, berita, dan buku-buku berganti, waktu pun sudah, berlalu selesai, dalam kelarutan senyap yang bekerja, surau, sekolah dan rumah sudah lama tutup, lampu mati di kegelapan tak bertepi. Oh negeri yang merdeka hanya kenangan lengang yang tak berakhir.
Surau Hamka, 14082024
ISTANA BATMAN
Langit gelap, mendung menghitam, sesekali petir menggelegar. Kakek pengemis dan cucunya berdiri dekat pagar besi di luar kebun binatang. Di hari libur kemerdekaan ini kemana kita Kek? Kita di sini saja di luar kebun binatang yang konon binatangnya diperbanyak supaya pendapatan pajak naik. Apa di sana ada istana Batman Kek. Iya ada, besar, istana kelelawar kaluang. Horeee, apa ada upacara kemerdekaan di sana Kek. Ada, harimau ikut kek. Yaa macan asian juga ikut. Uda Syamsul dan Datuk Maringgih ikut kek, Iya ikut. Horeee merdeka. Tiba-tiba kakek dan cucunya itu diusir orang-orang berseragam bersepatu lars. Petir menggelegar. Hujan turun dengan deras.
Surau Hamka, 13082024.-
SEGELAS ES DOGGER DI HARI KEMERDEKAAN
Langit mendung berat, angin jalanan kencang bertiup, menerpa kakek dan cucu di pinggir jalan.
Ayo kita beli es dogger. Wah Kakek kok banyak uang. Kakek ngutang sama Babah. Hutang kakek kan sudah banyak, ngutang lagi Kek. Ndak apa-apa, aman, kan cucu-cucu piut kakek yang akan membayarin, Kakek selalu begitu. Ayo, kita ke seberang beli es dogger. Horeee.
Waduh, es dogger nya sudah tutup, orang sudah kaya kali, kita beli martabak saja Kek. Di mana? Di simpang sana. Wahh juga tutup, sudah kaya raya mereka. Ayo cepat-cepat berteduh, hari mau hujan.
Petir bergemuruh. Tidak lama hujan turun dengan lebat. Kakek dan cucu berteduh di bekas toko mubel yang juga sudah tutup, karena orang sudah pindah ke ibu kota dan kaya raya.
Surau Hamka, 13082024,-
SEORANG ANAK BERTANYA PADA KAKEK
Kek, apa itu kemerdekaan, kek Kemerdekaan itu adalah panjat pinang dengan saling menginjak antarsesama, Kemerdekaan itu adalah makan kerupuk dengan tangan terikat. Kemerdekaan itu pacu karung dimana kita dikarung barang-barang. Kemerdekaan itu hidup minta sedekah dipinggir jalan untuk merayakannya sepanjang waktu, kemerdekaan itu berhutang hingga tak terbayar oleh anak cucu, kemerdekaan itu menggadaikan negeri ini satu abad dua abad lebih. Kemerdekaan itu putri-putri kita dilarang berjilbab.
Kemerdekaan itu tarik tambang NU dengan Muhamadiyah, Kemerdekaan itu teriak NKRI dengan harga naik minyak naik sampai mati, Kemerdekaan itu uang sekolah naik, naik naik sampai ke sekolah tinggi kalau lihat kiri kanan banyak orang kaya di bawah miskin raya. Kemerdekaan itu menaburkan duit dari jendela mobil mewah milik rakyat, Kemerdekaan itu, kita rakyat berpanas-panas kehausan kelaparan dipinggir jalan dan sebungkus nasi untuk mobil mewah dan sepatu lars yang bersemir, merdeka nak, merdeka. Merdeka.
Surau Hamka, 13082024,-
1 thought on “Puisi-Puisi F Malin Sutan (1)”